Rabu, 31 Desember 2014

Misteri Istana Kerajaan Tuyul Pohon Keramat di Trucuk Klaten

    Zona Misteri - Kisah Misteri Pohon Keramat Ketos “Kerajaan Tuyul” di Klaten Jawa Tengah,Sebuah pohon keramat tua “Pohon Ketos” diperkirakan sudah berusia sekitar 500 tahun di di dukuh Mbero, Palar, Trucuk, Klaten, Jawa Tengah, diyakini menyimpan sebuah misteri yang dipercaya bahwa pohon tersebut telah menjadi kerajaan tuyul. Konon menurut cerita turun temurun, pohon ketos tersebut adalah jelmaan dari raga Eyang Bandho yang lepas dari sukmanya. Eyang Bandho adalah salah satu cucu Prabu Jayabaya. Hingga sekarang banyak warga yang mengunjungi pohon keramat itu mencari berkah.


Meski letaknya yang jauh, sekitar 12 kilometer dari Klaten, tidak menyurutkan niat para peziarah untuk berkunjung dan mencari berkah di pohon ketos tersebut. Pohon tersebut dikelilingi oleh tembok pagar dengan berpintu gapura.

Pohon keramat yang katanya hanya boleh dikunjungi oleh orang-orang yang berkepribadian sopan dan sehat jasmani rohani itu dijaga oleh seorang juru kunci yang biasanya akrab disapa Mbah Kardikem. Seorang wanita berumur kira-kira 75 tahun itu merupakan juru kunci penerus dari ibunya yang juga juru kunci generasi sebelumnya.

Siapa saja yang barangkali ingin mendapatkan pesugihan dengan memelihara tuyul dari pohon keramat tersebut, maka diharuskan meminta ijin juru kunci terlebih dahulu. “Banyak orang terkabulkan hajatnya setelah mengunjungi pohon ketos tersebut, Memang paling gampang untuk mendapatkan tuyul adalah di sini,” ngendikane (dalam bahasa Indonesia “kata”) Mbah Kardikem.

Mbak Kardikem sendiri mengaku tidak tahu secara pasti sejak kapan pohon ketos itu ada. Dalam ingatannya pohon itu ada sejak ia masih kecil bahkan mungkin sebelum lahir. Menurut cerita turun menurun di daerah tersebut, pohon ketos yang dikeamtakan itu adalah titisan dari Eyang Bandho. Ketika sukma Eyang Bondho terlepas dari raganya, tiba-tiba raga itu menjadi pohon ketos. Eyang Bondho salah satu cucu dari Prabu Jayabaya, Kediri.

Di hari-hari spesifik, Eyang Bondho kerap memperlihatkan diri, beliau berupa 'rakit' dalam bhs jawa dimaksud “gethek”. Gethek ini biasayanya digunakan untuk menyeberangi sungai di seputar tempat itu. Lantaran biasanya memperlihatkan diri, Eyang Bondho lalu memperoleh julukan 'Gethek Bero' oleh orang-orang setempat.

Masih tetap menurut Orang-orang, beritanya bentuk dari Pohon ketos ini tidak pernah sekalipun beralih, memiliki bentuk terus serta masih tetap seperti itu mulai sejak beberapa ratus th. lantas sampai saat ini. Tidak seorangpun yang berani mengambil apa pun disitu meskipun Hanya daun serta rantingnya sekalipun tidak ada berani. Dalam kepercayaan orang-orang setempat, jika ada orang yang berani mengambil apa pun dari pohon itu jadi nasib jelek bakal menerpa orang itu.

Pernah ada pengalaman seseorang warga yg tidak berniat mengambil ranting dari pohon keramat itu serta di buat jadi kayu bakar untuk memasak, tetapi aneh bin ajaib, kayu itu tak terbakar sedikitpun. Kuncen “Mbah Kardikem” menyampaikan, Bahwa Pohon Ketos itu cuma tumbuh hanya satu di klaten.

Terdapat banyak prasyarat yang perlu dipenuhi oleh si peminta pesugihan. Yakni sesaji 7 malam Jumat berturut-turut. Sesaji itu berbentuk kembang setaman, pisang raja, teh manis, gecko (garang asem). Lalu ditutup dengan kendurian. Tiap-tiap malam Jumat Kliwon serta Sabtu pastinya pohon itu ramai didatangi warga dari beragam daerah bahkan juga dari Jawa Barat, Banten, Bandung serta Cirebon.

Terdapat banyak pantangan yang tidak bisa dilanggar, diantaranya tidak bisa berlaku kasar serta emosional sepanjang 7 Jumat. Tiap-tiap peziarah, diperbolehkan masuk kompleks pohon, namun tak bisa menuai sembarang daun. Yakin tidak yakin, warga di seputar juga tak ada yang berani menuai daun dari pohon yang dikeramatkan itu.

diprediksikan telah berumur seputar 500 th. di di dukuh Mbero, Palar, Trucuk, Klaten, Jawa Tengah, dipercaya menaruh suatu misteri yang diakui bahwa pohon itu sudah jadi kerajaan tuyul. Konon menurut narasi turun temurun, pohon ketos itu yaitu jelmaan dari raga Eyang Bandho yang terlepas dari sukmanya. Eyang Bandho yaitu salah satu cucu Prabu Jayabaya. Sampai saat ini banyak warga yang berkunjung ke pohon keramat itu mencari barokah.


EmoticonEmoticon