Minggu, 13 Mei 2018

Cerita Misteri Dibalik Air Terjun Coban Rondo

   Zona Misteri - Air Terjun Coban Rondo merupakan air terjun yang terletak di Kecamatan Pujon, Kota Batu, Kabupaten Malang, Jawa Timur. Air terjun ini mudah dijangkau oleh kendaraan umum. Akses yang paling mudah adalah melalui jalan raya dari Malang ke Batu dari sebelah timur atau dari Kediri ke Pare menuju Malang dari arah barat. Pada tahun 2015, tiket masuk seharga Rp 15.000,00 per orang sedangkan tarif parkir untuk kendaraan roda dua adalah Rp 4.000,00.


Coban Rondo terletak pada ketinggian 1135 m di atas permukaan laut. Air terjun ini memiliki ketinggian 84 meter dengan debit air berkisar antara 90 liter per detik pada musim kemarau sampai dengan 150 liter per detik pada musim penghujan. Coban Rondo sebenarnya merupakan bagian dari kelompok air terjun bertingkat (dimulai dengan air terjun kembar bernama Coban Manten, yang bergabung menjadi satu dinamakan Coban Dudo, dan kemudian mengalir ke bawah dengan nama Coban Rondo).

Sejarah
Tersebutlah Dewi Anjarwati dari Gunung Kawi dan Raden Baron Kusumo dari Gunung Anjasmoro yang jatuh cinta. Keduanya memutuskan untuk mengikat janji dalam pernikahan. Baru beberapa hari menjadi suami-istri, Dewi Anjarwati mengajak suaminya untuk bertandang ke rumah orang tua mereka yang ada di Gunung Anjasmoro. Niat ini ditentang oleh orangtua Dewi Anjarwati. Menurut tradisi Jawa kuno, pasangan pengantin baru dilarang bepergian sebelum usia pernikahan mencapai selapan. Hal ini diyakini bisa mendatangkan kesialan bagi pasangan tersebut. Tetapi keduanya tetap bersikeras pergi.

Di tengah perjalanan, Dewi Anjarwati dan Raden Baron Kusumo bertemu dengan Joko Lelono. Rupanya orang asing itu terpikat kecantikan Dewi Anjarwati pada pandangan pertama. Joko Lelono pun menantang Raden Baron Kusumo berduel untuk memperebutkan Dewi Anjarwati. Sang istri diminta untuk menyembunyikan diri di balik air terjun sembari menunggu suaminya datang menjemput.

Tak disangka, Raden Baron Kusumo dan dan Joko Lelono sama-sama tewas dalam pertarungan. Janji Raden Baron Kusumo untuk menjemput istrinya tak bisa dipenuhi. Tinggallah Dewi Anjarwati yang menjanda meratapi nasibnya di balik air terjun.

Sampai sekarang, banyak yang percaya kalau ratapan Dewi Anjarwati mendatangkan kesialan bagi pasangan-pasangan yang datang ke sana. Boleh percaya, boleh tidak. Pada akhirnya, legenda berikut kutukan tersebut bukan sesuatu yang bisa dibuktikan dengan ilmu pengetahuan. Tinggallah Dewi Anjarwati yang menjanda meratapi nasibnya di balik air terjun.

Mitos Coban Rondo Angker Bagi Mereka yang Pacaran
Nama Coban Rondo sendiri berasal dari Bahasa Jawa. Coban adalah air terjun, sedangkan rondo artinya janda. Nama ini disematkan untuk air terjun tersebut berdasarkan sebuah legenda masyarakat setempat tentang seorang putri bernama Dewi Anjarwati yang merenungi nasibnya di batu besar di bawah air terjun setelah menjadi janda (rondo). Ia sangat sedih ketika ditinggal mati suaminya, Raden Baron Kusumo usai berduel dengan Joko Lelono yang berusaha merebut sang dewi.


Entah sejak kapan awal mulanya, yang jelas tempat wisata ini dikenal ‘angker’ bagi mereka yang pacaran. Pasangan muda-mudi yang belum terikat dalam janji sumpah setia di hadapan penghulu, jangan harap bisa awet sampai ke pelaminan usai berkunjung ke Coban Rondo. Ada yang bilang, hal itu kutukan dari Dewi Anjarwati yang tak ingin orang lain bersenang-senang di atas penderitaannya yang menjanda.

Percaya atau tidak, sudah banyak pasangan yang membuktikan mitos ini. Mereka kebanyakan mengaku putus tak lama setelah pergi berdua ke Coban Rondo. Sekarang, terserah masing-masing saja mau percaya atau tidak.

Coban Rondo berada di Desa Pandansari, Kecamatan Pujon, Kabupaten Malang. Ketinggian air terjunnya mencapai 84 meter dan terletak di ketinggian 1.135 meter di atas permukaan laut. Terlepas dari mitos tersebut, air terjun ini sungguh memiliki pesona yang tiada duanya.


EmoticonEmoticon